Manfaat Daur Ulang Sampah terhadap Perubahan Iklim di Indonesia

Jakarta: Penelitian terbaru dari The Circulate Initiative, sebuah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk menyelesaikan tantangan pencemaran plastik di lautan di negara-negara berkembang, telah mengungkap wawasan tentang hubungan penting antara pengelolaan sampah plastik dan perubahan iklim di Indonesia.

Laporan “Keuntungan Iklim dari Pengelolaan Sampah Plastik di India dan Asia Tenggara” mengilustrasikan potensi dari investasi dalam pengelolaan dan daur ulang sampah plastik yang efektif di enam pasar regional, termasuk Indonesia, dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dan melawan perubahan iklim.

Laporan ini menggunakan data dari edisi terbaru Kalkulator Penilaian Daur Ulang Plastik untuk Lingkungan dan Masyarakat (PLACES) dari The Circulate Initiative sebagai kalkulator dampak iklim dengan akses terbuka pertama yang melacak emisi gas rumah kaca, serta konsumsi energi dan air dari solusi pengelolaan dan daur ulang sampah plastik di seluruh Asia Selatan dan Asia Tenggara.

“Negosiasi yang sedang berlangsung untuk international legally binding instrument (ILBI) mengenai polusi plastik menyoroti pentingnya solusi ekonomi sirkular. Penelitian kami menunjukkan berinvestasi dalam pengelolaan sampah plastik dan daur ulang yang efektif dapat mengatasi polusi plastik dan perubahan iklim secara bersamaan,” ujar Direktur Riset The Circulate Initiative, Umesh Madhavan dalam keterangan tertulis, Jumat, 11 Agustus 2023.

Sebagai sebuah pusat global atas kebocoran sampah plastik akibat infrastruktur yang kurang memadai, data yang akurat mengenai solusi pengelolaan limbah plastik di Indonesia akan menjadi sangat penting untuk menginformasikan rencana aksi dalam mengatasi polusi plastik dan perubahan iklim.

Dia mengatakan beberapa hal utama yang dapat diambil dari laporan ini. Pertama, mendaur ulang seluruh sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik di Indonesia pada 2030 dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 82,3 juta ton, setara dengan mengeluarkan lebih dari 18,3 juta mobil dari jalan selama satu tahun.

Kedua, mendaur ulang 100 persen sampah polyethylene terephthalate (PET) yang dihasilkan setiap tahun di wilayah Jakarta saja, dapat mengurangi lebih dari 350 ribu ton emisi gas rumah kaca. Indonesia memiliki jejak karbon tertinggi untuk setiap kilogram sampah plastik yang dikelola karena tingginya tingkat pembakaran terbuka sebesar 48 persen.

“Dengan mengalihkan hanya satu ton sampah plastik dari pembakaran terbuka ke pengumpulan dan daur ulang yang tepat, lebih dari tiga ton emisi gas rumah kaca dapat dihindari di Indonesia,” jelas dia.

Selain itu, laporan tersebut mengungkapkan bahwa mendaur ulang seluruh sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik di India, Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 229 juta ton pada 2030, setara dengan menutup 61 pembangkit listrik tenaga batu bara selama satu tahun.

Sejak diluncurkan pada 2021, Places telah digunakan oleh perusahaan, investor, perusahaan daur ulang, penyedia layanan pengelolaan limbah, dan perencana kota untuk menghasilkan data yang spesifik untuk masing-masing pasar guna mengukur dampak lingkungan dari intervensi pengelolaan limbah dan daur ulang.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *